ORIGAMI MODULA BENTUK UDANG
Sebelum kita membuat Origami Kita harus Tahu
bahan membuatnya, apa itu bahan membuat Origami
adalah dibutuhkan tentu saja kertas itu sendiri. Bahkan, aslinya memang hanya dari
selembar kertas tanpa tambahan bahan atau alat apapun. Standar karakteristik
kertas agar mudah dan enak dilipat-lipat yaitu yang tipis namun kuat. Sebaiknya
bukan kertas yang tebal (semacam karton tebal), atau terlalu lentur (seperti
kertas tisu) karena itu akan menyulitkan.
Biasanya kertas yang digunakan untuk origami
berwarna-warni. Warna umumnya hanya ada pada satu sisi sementara sisi lainnya
putih polos. Akan tetapi, pada perkembangannya menjadi bermacam-macam, seperti
berwarna pada kedua sisi atau bercorak/berpola sehingga semakin menarik.
Jenis-jenis kertas yang biasa digunakan untuk
membuat origami pada saat ini antara lain:
Kami adalah kertas berbentuk bujur sangkar
ukuran 2,5 cm hingga 25 cm, dengan satu sisi berwarna dan sisi lainnya berwarna
putih. Sisi yang berwarna ada yang berwarna gradasi, dua warna atau bermotif.
Kami menyerupai kertas marmer yang kita kenal.
Washi adalah kertas tradisional yang umum
digunakan untuk membuat origami di Jepang. Kertas washi lebih tebal dan kuat
dari kertas biasa, sangat menarik serta sangat mahal Kertas washi ini aslinya
dipakai untuk pembatas ruang rumah tradisional di Jepang. Dimana menurut
sejarahnya, sejak dahulu orang Jepang mempelajari cara untuk menggunakan serat
kulit kayu dari semak belukar seperti kozo dan gampi untuk membuat kertas yang
tipis tetapi kuat. Kertas tersebut digunakan di rumah-rumah untuk pintu geser
fusuma dan pembatas byobu. Selembar kertas yang kuat diperlukan untuk hal ini,
sehingga pabrik-pabrik mengembangkan teknik untuk menempatkan serat-serat
tersebut dalam sejumlah lapisan. Kertas ini nantinya dapat digunakan untuk
menutupi ruang-ruang kosong pada pintu geser shoji, yang memberikan kadar
privasi tetapi sinar masih dapat menembusnya. Lentera chochin dan lampu andon,
yang banyak digunakan dari akhir abad ke-12 sampai abad ke-17 dan setelahnya,
juga membiarkan sedikit sinar melewati kertas. Lentera chochin yang dapat
dilipat membutuhkan kertas yang cukup kuat untuk menahan pengulangan proses
melipat dan membuka lipatan setiap kali lampu ini disimpan, kemudian digunakan
lagi nantinya. Jenis kertas tersebut merupakan kertas washi, yang kemudian dianggap
cocok juga untuk origami. Kertas washi juga merupakan bahan uang kertas
sehingga uang kertas Yen sangat kuat dan tidak mudah lusuh.
c)
Kertas printer atau kertas fotokopi biasa, berat 70 – 90 gram. Umumnya
digunakan untuk latihan membuat origami. Karena selain mudah didapat, harganya
pun murah.
d)
Kertas berlapis foil, memiliki warna mengkilap dari lapisan aluminium
tipis di satu sisinya. Umumnya digunakan untuk membuat origami bagi keperluan
dekorasi. Sejalan dengan perkembangan zaman, bahan yang digunakan untuk origami
tidak hanya kertas. Jenis material lembaran seperti seng atau aluminium juga
digunakan untuk origami dengan tujuan tertentu. Walaupun demikian, kertas tetap
merupakan bahan yang umum digunakan. Pada awalnya, origami tidak memerlukan
alat apapun, karena hanya diperlukan keterampilan dalam melipat. Namun, pada
beberapa gaya origami modern diperlukan beberapa alat dan bahan tambahan
seperti gunting, perekat, cat warna dan klip kertas.
Tetapi Kita harus tahun dong apa itu
Origami pengertiannya adalah Origami dari ori yang berarti “lipat”, dan kami
yang berarti “kertas” merupakan seni tradisional melipat kertas yang berkembang
menjadi suatu bentuk kesenian yang modern.
Origami adalah sebuah seni lipat yang berasal
dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya
berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil kerja tangan yang
sangat teliti dan halus pada pandangan.
Secara umum untuk membuat origami kita bisa
menggunakan kertas biasa namun kebanyakan origami di Jepang menggunakan kertas
khusus untuk origami. Perbedaan antara kertas biasa dan kertas origami hanyalah
dari segi design dan warna saja yang sangat beragam sehingga membuat origami
menjadi semakin indah dan sama sekali tidak berhubungan dengan teknik seperti
lipatan kertas menjadi lebih mudah dan sebagainya.
Sejarah Origami di Jepang
Origami merupakan satu kesenian melipat
kertas yang dipercayai bermula semenjak kertas mula diperkenalkan pada abad
pertama di Tiongkok pada tahun 105 oleh seorang Tiongkok dikasi yang bernama
Ts’ai Lun.
Pembuatan kertas dari potongan kecil tumbuhan
dan kain berkualitas rendah meningkatkan produksi kertas. Contoh-contoh awal
origami yang berasal daripada Republik Rakyat Tiongkok adalah tongkang Tiongkok
dan kotak.
Pada abad ke-6, cara pembuatan kertas
kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab. Pada tahun 610 di masa
pemerintahan kaisar wanita Suiko (zaman Asuka), seorang biksu Buddha bernama
Donchō (Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea) datang ke Jepang
memperkenalkan cara pembuatan kertas dan tinta. Kemudian seni ini berkembang
mula-mula pada zaman Muromachi (1333-1568) dan kemudian pada zaman Edo
(1603–1868). Karena harganya yang sangat mahal pada masa itu, penggunaannya
terbatas hanya pada kegiatan-kegiatan seremonial seperti untuk Noshi. Terpisah
dari itu, berkembang pula kesenian melipat kertas di Eropa, yang disebarkan
dari Mesir dan Mesopotamia ke Spanyol pada abad ke-16 dan kemudian menyebar ke
seluruh Eropa barat. Sebuah karya origami tradisional berbentuk bangau. Untuk
waktu yang lama, model-model yang dikenal hanya terbatas pada model-model
tradisional seperti bangau di Jepang dan pajarita di Spanyol. Akira
Yoshizawa(1911–2005) membuat inovasi dengan menciptakan model-model baru yang
kemudian membawa perubahan besar dalam perkembangan origami. Beliau menciptakan
sebuah sistem penggambaran sistemastis (yang disebut diagram)) untuk
menunjukkan langkah-langkah pelipatan suatu model yang dapat disebarluaskan dan
dipahami oleh banyak pihak. Sistem ini adalah dasar dari Sistem
Yoshizawa-Randlett yang sekarang lazim digunakan untuk instruksi lipat model
origami.
Origami pun menjadi populer di kalangan orang
Jepang sampai sekarang terutama dengan kertas lokal Jepang yang disebut Washi.
Washi atau Wagami adalah sejenis kertas
yang dibuat dengan metode tradisional di Jepang. Dibandingkan kertas produksi
mesin, serat dalam washi lebih panjang sehingga washi bisa dibuat lebih tipis,
namun tahan lama, tidak cepat lusuh atau sobek. Origami merupakan kesenian
tradisional dari Jepang.
Produksi washi sering tidak dapat memenuhi
permintaan konsumen sehingga berharga mahal. Di Jepang, washi digunakan dalam
berbagai jenis benda kerajinan dan seni seperti Origami, Shodō dan Ukiyo-e.
Washi juga digunakan sebagai hiasan dalam agama Shinto, bahan pembuatan patung
Buddha, bahan mebel, alas sashimi dalam kemasan, bahan perlengkapan tidur,
bahan pakaian seperti kimono, serta bahan interior rumah dan pelapis pintu
dorong.
Di Jepang, washi juga merupakan bahan uang
kertas sehingga uang kertas yang terkenal kuat dan tidak mudah lusuh.
Tokoh dan Seniman Origami
Seorang pembuat origami biasa disebut sebagai
paperfolder (pelipat kertas). Para pelipat kertas ini bisa merupakan suatu
kumpulan orang-orang dari berbagai latar belakang yang sangat berbeda seperti,
seniman, ilmuwan atau juga para pecinta sepertiibu-ibu/orang dewasa, anak-anak,
dan remaja. Bahkan para pendidik hingga ahli terapi. Pada umumnya, orang
menganggap origami adalah oleh, dan, untuk anak-anak, atau sebagai pelatihan
keterampilan. Akan tetapi, akhir-akhir ini origami telah menjadi populer
sebagai sebuah bentuk hobi bagi orang dewasa. Maka dari itu, kegunaan origami
tidak hanya sebagai seni keterampilan atau untuk membuat mainan dari kertas
saja. Origami pun memiliki banyak kegunaan/fungsi bagi kehidupan masyarakat
Jepang.
Dewasa ini seni origami sudah berkembang
semakin maju dan banyak seniman origami bermunculan. Origami yang diciptakan
oleh kalangan seniman ini benar benar sangat indah bercita rasa seni yang
sangat tinggi. Susah untuk dipercayai bahwa banyak bentuk yang bisa diciptakan
oleh selembar kertas utuh tanpa memotong ataupun menggunakan perekat namun
hanya mengandalkan lipatan saja. Salah satu seniman origami paling terkenal
saat ini adalah Satoshi Kamiya yang mampu membuat berbagai bentuk origami sulit
hanya dari selembar kertas dan sekali lagi tanpa memotongnya sama sekali. Karya
origami berbentuk seekor naga menurunya adalah yang paling sulit karena
membutuhkan waktu sampai beberapa bulan untuk mengerjakannya. Karya sejenis
juga banyak dijumpai namun banyak diantaranya yang dibuat bukan dari satu
lembar kertas utuh jadi tingkat kesulitannya tentu saja berbeda.
Pada saat ini saya akan menulis Origami Modul atau Seni lipat tentang bentuk Binatang dan coba perhatikan gambar dibawah ini
Comments
Post a Comment